Kebanyakan orang menganggap anak rantau itu identik dengan pribadi yang
berkarakter kuat. Tak heran orang sering berdecak kagum saat tahu kamu salah
satu dari orang-orang yang tinggal jauh dari keluarga dan kampung halaman.
Apalagi beberapa orang ada yang berpikiran hidup jauh dari keluarga memberi
kebebasan sepenuhnya. Kamu tak terikat dengan peraturan yang ada di rumah,
buatmu bisa melakukan apapun yang dirimu mau.
Tapi sayangnya, tak banyak yang tahu kalau di balik perantauan yang katanya
keren dan asyik ini ada banyak duka alias cobaan yang harus dihadapi serta
dijalani. Cobaan yang kadang membuat kamu si perantau iri dengan orang yang
bisa tinggal di kota yang sama bersama orangtua sampai umur yang lebih dari
seperempat abad ini. Kadang juga ada rasa-rasa ingin mengakhiri masa perantauan
dan kembali ke orangtua.
1. Uang yang pas-pasan, buatmu
belajar mengatur pengeluaran sampai cari uang tambahan
Saat tinggal bersama orangtua, kamu tak perlu ikut khawatir soal materi.
Tapi tinggal di perantauan, uang yang pas-pasan justru jadi cobaan sering
muncul setiap waktunya. Biasanya ini terjadi di pertengahan sampai akhir bulan.
Secara di waktu-waktu itu uang bulanan sudah mulai menipis akibat gaya hidup
awal bulan yang mirip dengan orang kaya baru. Membeli apapun atau jalan-jalan
ke manapun tanpa berpikir panjang. Ada juga yang memang merantau dengan modal
bulanan pas-pasan.
2. Sakit tanpa ada yang merawat,
saat seperti ini kamu selalu meyakinkan dirimu untuk tetap kuat
Tinggal di sepetak kamar kos membuat kamu paham makna sendiri saat di
sekitarmu sebenarnya ada orang lain. Dan itu benar-benar terasa saat kondisi
tubuhmu mendadak drop. Kalau di rumah biasanya ada ibu yang merawat dan
menjaga. Sementara di kos, kamu harus tetap menyiapkan makan sendiri, sampai
berobat pun kadang pergi sendiri saat temanmu sedang sibuk dengan urusan
masing-masing.
3. Saat lingkungan mendadak
kurang nyaman, seolah mengingatkan kamu untuk berhati-hati dalam pergaulan
Keluarga tetap tempat paling nyaman dan aman sampai kapapun. Tapi sayangnya
ketika kamu merantau di kota orang tak ada lagi kehadiran keluarga dalam
sehari-hari. Di perantauan yang ada hanya teman dan selebihnya orang-orang yang
sekadar kamu kenal saja. Teman pun terkadang tak semuanya bisa diandalkan dan
dipercaya. Seperti saat ada kesalahpahaman antara kamu dengan salah satu di
antara temanmu, atau saat ada kejadian buruk yang menimpa orang di sekitarmu.
4. Rasa lelah karena mengerjakan
apa-apa sendiri, seperti inilah cara menempa dirimu jadi mandiri
Merantau jauh dari rumah membuatmu melakukan apapun seorang diri. Bahkan
lebih dari lirik lagu yang dinyanyikan oleh Caca Handika. Kamu harus berbelanja
kebutuhan pribadi selama sebulan sendiri. Kamu harus menyetrika baju sendiri.
Menyiapkan keperluan kuliah atau kerja tanpa diingitkan lagi oleh ibu seperti
dulu saat di rumah.
5. Kabar kurang baik yang datang
dari keluarga, di perantauan kamu cuma bisa menenangkan diri dan berdoa
Tiba-tiba ponselmu berdering, dan suara di seberang sana dengan panik
mengabarkan ayahmu yang jatuh sakit. Rasanya jantungmu berhenti berdetak.
Rasanya juga ingin bisa segera ada di rumah melihat sosok yang selama ini
berjuang keras untuk keluarga.
6. Bangun kesiangan yang
akhirnya buatmu telat kuliah atau kerja, tapi dari sini kamu belajar lebih
sigap
Cobaan yang paling berat itu biasanya datang dari dirimu sendiri, seperti
persoalan bangun pagi. Di rumah kamu tak pernah khawatir bangun kesiangan,
karena ada ibu yang siap membangunkanmu. Sementara di kos atau asrama, cuma ada
alarm HP atau jam weker, yang sayangnya sering tak ampuh membawamu keluar dari
alam mimpi. Karena itu, kamu pun dituntut untuk sigap alias mengandalkan alarm
dari dirimu sendiri. Kamu tahu kapan harus bangun sekalipun HP atau jam wekermu
belum berdering.
7. Sendiri dan mendadak rindu
orangtua itu lumrah, toh sebenarnya kamu cuma perlu mengatur kegiatanmu supaya
tak merasa kesepian
Mau sejauh apapun kamu pergi dan semenarik apapun
kota rantauanmu. Rumah dan keluarga tetaplah tempatmu berpulang. Sebab di sana
kamu tak akan merasa sepi meskipun hanya di rumah bertiga dengan ayah dan ibu.
Di rumah juga kamu tak akan menghawatirkan apapun. Sedangkan di tanah rantau
kamu harus lebih sering menyibukkan diri. Ikut kegiatan ini itu, supaya tak
merasa kesepian lantas rindu dengan orangtua atau rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar